Definisi Sanitasi Lingkungan
Sanitasi
lingkungan adalah Status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya
(Notoadmojo, 2003).
Rumah
Rumah
adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah atau
tempat tinggal manusia, dari zaman ke zaman mengalami perubahan. Pada
zaman purba manusia bertempat tinggal digua-gua, kemudian berkembang,
dengan mendirikan rumah tempat tinggal di hutan-hutan dan dibawah pohon.
Sampai pada abad modern ini manusia sudah membangun rumah (tempat
tinggalnya) bertingkat dan diperlengkapi dengan peralatan yang serba
modern.sejak zaman dahulu pula manusia telah mencoba mendesain rumahnya,
dengan ide mereka masing-masing yang dengan sendirinya berdasarkan
kebudayaan masyarakat setempat dan membangun rumah mereka dengan bahan
yang ada setempat (lokal material) pula. Setelah manusia memasuki abad
modern ini meskipun rumah mereka dibangun dengan bukan bahan-bahan
setempat tetapi kadang-kadang desainya masih mewarisi kebudayaan
generasi sebelumnya (Notoadmojo, 2003).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun suatu rumah :
1. Faktor
lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial.
Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan tempat dimana rumah
itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi pantai, di desa ataukah di
kota, di daerah dingin ataukah di daerah panas, di daerah pegunungan
dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di daerah bebas gempa dan
sebagainya. Rumah didaerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan
kondisi sosial budaya pedesaaan, misalnya bahanya, bentuknya,
menghadapnya, danlain sebagainya. Rumah didaerah gempa harus dibuat
dengan bahan-bahan yang ringan namun harus kokoh, rumah didekat hutan
harus dibuat sedemikian rupa sehingga aman terhadap serangan-serangan
binatang buas.
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal
ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang murah misal bambu,
kayu atap rumbia dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok
pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah adalah bukan
sekadar berdiripada saat itu saja, namun diperlukan pemeliharaan
seterusnya (Notoadmojo, 2003).
Syarat-syarat rumah yang sehat :
1. Bahan bangunan
a. lantai
: Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Lantai kayu sering terdapat pada rumah-rumah orang yang mampu
di pedesaan, dan inipun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah
pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting
disini adalah tdak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim
hujan. Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak berdebu) dapat
ditempuh dengan menyiram air kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang
berat, dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding
: Tembok adalah baik, namun disamping mahal tembok sebenarnya kurang
cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak cukup.
Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan lebih baik dinding
atau papan. Sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada
dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi, dan dapat
menambah penerangan alamiah.
c. Atap
Genteng : Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan
maupun pedesaan. Disamping atap genteng cocok untuk daerah tropis, juga
dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri. Namun demikian, banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu
untuk itu, maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat
dipertahankan. Atap seng ataupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan,
di samping mahal juga menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d. Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Katu
untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan. Menurut
pengalaman bahan-bahan ini tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa
lubang-lubang bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari
ini cara memotongnya barus menurut ruas-ruas bambu tersebut, maka lubang
pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup
dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi
rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar
aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2
yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.disamping itu
tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara didalam
ruangan naik karena terjadinya proses penguapan dari kulit dan
penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk
bakteri-bakteri, patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit.)
Funsi
kedua daripada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan-ruangan
dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu
terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara
akan selalu mengalir. Fungsi lainya adalah untuk menjaga agar ruangan
selalu tetap didalam kelembaban (humuduty) yang optium.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a) Fungsi
kedua dari pada ventaliasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari
bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi
aliran udara dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak
menguntungkan, karena merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga
lainya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindung kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi
buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan
udara tersebut, misalnya kipas angin, dan mesin penghisap udara. Tetapi
jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan.
Perlu
diperhatika disinni bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak berhenti atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
3. Cahaya
Rumah
yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu
banyak. Kurangnya cahaya yang masuk kedalam ruangan rumah, terutama
cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit.
Sebaliknya terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau,
dam akhirnya dapat merusakan mata. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2, yakni :
a) Cahaya
alamiah, yakni matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena
dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil
TBC. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya
sekurang-kurangnya 15% sampai 20% dari luas lantai yang terdapat didalam
ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan
agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak
terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi
penempatan jendela pun harus diperhatikan dan dusahakan agar sinar
matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya
jendela itu harus di tengah-tenan tinggi dinding (tembok).
Jaln
masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan geneng kaca. Genteng kaca
pun dapat dibuat secra sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa
waktu pembuatanya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca.
b) Cahaya buatan, yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. Luas bangunan rumah
Luas
lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya,
artinya luas lanai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah
penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab di samping menyebabkan kurangnya konsumsi O2
juga bila salah satu anggota keluarga terkene penyakit infeksi, akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. Luas bangunan yang
optimum adalah apabila dapat menyediakan 2,5 – 3 m2 untuk tiap orang (tiap anggota keluarga).
5. Fasilitas-fasilitas didalam rumah sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan Tinja
c. Pembuangan air limbah (air bekas)
d. Pembuangan sampah
e. Fasilitas dapur ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau belakang).
Disamping fasilitas-fasilitas tersebut, ada fasilitas lain yang perlu diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni:
a) Gudang,
tempat menyimpan hasil panen. Gudang ini dapat merupakan bagian dari
rumah tempat tinggal tersebut, atau bangunan tersendiri.
b) Kandang
ternak. Oleh karena kandang ternak adalah merupakan bagian hidup dari
petani, maka kadang-kadang ternak tersebut ditaruh di dalam rumah. Hal
ini tidak sehat, karena ternak kadang-kadang merupakan sumber penyakit
pula. Maka sebaiknya demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah
tinggal, atau dibikinkan kandang sen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar